🐿️ Contoh Analisis Masalah Dalam Ptk
MenurutRuseffendi (dalam Pujiati, 2009a) penggunakan alat peraga tidak selamanya membuahkan hasil belajar yang lebih meningkat, lebih menarik, dan sebagainya. Download PTK matematika sd kelas 4 lengkap Adakalanya menyebabkan hal yang sebaliknya, yaitu menyebabkan kegagalan peserta didik dalam belajar.
ContohRumusan Masalah dalam PTK. Januari 10, 2019 oleh Team Work. Untuk memahami cara membuat rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas, dapat kita cermati melalui ilustrasi kasus berikut ini: Pak Hendra yang merupakan guru kelas 5 pada suatu sekolah dasar merasa gundah tatkala kepala sekolahnya meminta dirinya untuk memperbaiki hasil atau
Rumusanmasalah tak sekedar ide dari penulis secara keseluruhan tetapi dapat dibilang bentuk keresahan pembaca. Menemukan Masalah PTK 1. Pin On Wwww Contoh Rumusan Masalah PTK dan Hipotesis Tindakan Apakah kemampuan mengajar guru mata pelajaran fisika dapat ditingkatkan melalui keikutsertaan mereka dalam pelatihan guru mata pelajaran. Contoh rumusan masalah ptk. Bagaimana cara untuk
BabI. Pendahuluan. Bab pendahuluan dalam laporan PTK minimal terdiri dari empat subbab, yakni latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah. Seperti pada proposal PTK, subbab ini pada dasarnya berisi tiga aspek utama.
Kenyatanannya tidak ada seorang pun guru yang luput dari kendala dan masalah dalam mengajar, seperti misalnya hasil ulangan harian siswa sangat rendah, siswa tidak mempunyai semangat tinggi dalam belajar dan lain sebagainya. - ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PKn KELAS 6 SD NEGERI DABIN 1 KECAMATAN
KeefektifanPembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Atas/ SMA, Matematika, Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, Kelas X,Surakarta
Naskahatau file laporan PTK Matematika sudah dalam bentuk MS Word dan siap untuk di edit. Dari identifikasi masalah, download contoh PTK kelas 4 yang kemudian didiskusikan dengan teman sejawat dan supervisor, Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang menjadi fokus perbaikan maka dapat dirumuskan sebagai berikut : "Bagaimana
Analisismasalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, tergantung kepada tingkat kesulitan yang ditunjukkan dalam perumusan masalah. Di antara analisis masalah yang dapat dilakukan adalah analisis sebab-akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat, kajian terhadap data penelitian yang tersedia. atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah cara pandang individu yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya.
Contohrumusan masalah minat beli smartphone yang tinggi di kalangan remaja. Demikian sekelumit tulisan tentang cara menulis rumusan masalah pada proposal atau laporan ptk (penelitian tindakan kelas). Presentasi proposal tesis Contoh rumusan masalah dalam ptk januari 10, 2019 untuk memahami cara membuat rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas, dapat kita cermati melalui ilustrasi kasus
. Dalam konteksnya dengan langkah pertama ini, yakni mengidentifikasi dan merumuskan masalah, lebih dahulu disajikan uraian tentang ruang lingkup masalah dalam penelitian tindakan kelas. Ini penting agar dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah menjadi lebih terfokus pada objek penelitian yang akan diteliti. Dengan adanya ruang lingkup masalah, kegiatan mengidentifikasi masalah tidak akan keluar terlalu jauh menyimpang dari permasalahan yang sesungguhnya akan diteliti. a. Ruang Lingkup Masalah Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengubah perilaku penelitinya yaitu guru, perilaku orang lain yaitu siswa, atau mengubah kerangka kerja yaitu kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya menghasilkan perubahan dan peningkatan kualitas keseluruhan aspek tersebut. Singkatnya, penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan kualitas keseluruhan praktik pembelajaran dalam situasi nyata. Sesuai dengan keragaman situasi lapangan, beragam pula konteks penelitian tindakan kelas, antara lain sebagai berikut. 1 Berperan sebagai pemacu dilakukannya tindakan yang tujuannya adalah agar sesuatu dilakukan secara lebih tepat-guna. 2 Ditujukan untuk keberfungsian personal, hubungan antarpribadi dan moral, berkenaan dengan efisiensi kinerja, peningkatan motivasi, dan keaktifan hubungan antarindividu. 3 Difokuskan pada analisis pekerjaan dan dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi dan efisiensi profesional. 4 Berkenaan dengan inovasi dan perubahan serta cara melaksanakannya dalam sistem yang ada. 5 Difokuskan pada pemecahan masalah dalam konteks pembelajaran tertentu yang memerlukan pemecahan atau perbaikan. Dalam konteks ini, beberapa contoh bidang garapan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, di antaranya adalah sebagai berikut 1 Metode Mengajar, misalnya, mengganti metode tradisional dengan metode penemuan baru atau penerapan metode kreatif-bervariasi. 2 Strategi Belajar, misalnya, penerapan pendekatan integratif dalam pembelajaran, pendekatan kontekstual, pendekatan kolaboratif, pendekatan eksperiansial, pendekatan JIGSAW, dan sebagainya. 3 Prosedur Evaluasi, misalnya, meningkatkan penggunaan metode penilaian berkelanjutan, penilaian berbasis kelas, penilaian portofolio, dan sebagainya. 4 Sikap dan Nilai, misalnya peningkatan motivasi timbulnya sikap dan kebiasaan belajar yang baik, atau peningkatan sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan lainnya. 5 Pengembangan Profesional Guru, misalnya, meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, meningkatkan. kemampuan analisis, atau meningkatkan penghayatan profesi keguruan. 6 Pengelolaan dan Kontrol, misalnya, pengenalan secara bertahap tentang teknik-teknik modifikasi tingkah laku. Karena penelitian tindakan kelas harus mempertimbangkan situasi secara keseluruhan, istilah masalah tematik sebagaimana yang dikenalkan oleh Kemmis dan McTaggart perlu dipahami juga oleh guru. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan beberapa contoh berkenaan dengan masalah tematik tersebut. 1 Masalah tematiknya mengembangkan kepekaan kurikulum dan pembelajaran terhadap lingkungan rumah siswa. Metode meningkatkan keefektifan interaksi guru dengan orang tua siswa. 2 Masalah tematiknya mengembangkan keaktifan dan penghayatan yang lebih mendalam pada diri siswa terhadap pemikiran ilmiah. Metode menerapkan model pembelajaran yang menuntut keaktifan dalam bidang sains siswa 3 Masalah tematiknya mengembangkan dan melestarikan warisan dwibudaya dalam masyarakat kesukuan melalui pendidikan. Metode kurikulum dwibahasa dan dwibudaya dengan melibatkan anggota masyarakat secara aktif dalam kegiatan bahasa dan budaya di kelas. b. Identifikasi Masalah Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan identifikasi oleh guru sendiri sebagai peneliti, meskipun dapat juga dilakukan dengan bantuan seorang fasilitator, supaya merasa betul-betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya terdapat berupa kekurangan yang dirasakan dalam penerapan model pembelajaran. penggunaan metode, penggunaan alat peraga, rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, kreativitas belajar siswa, dan sebagainya. Pendek kata, masalahnya berupa kesenjangan antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan. Ada beberapa kriteria dalam penentuan masalah, yaitu 1 masalah harus penting bagi guru dan siswa serta perbaikan proses pembelajaran 2 masalah harus realistis, artinya benar-benar dirasakan sebagai sesuatu yang penting untuk diteliti dan diperbaiki 3 masalah harus bersifat problematik, artinya memang benar-benar menuntut untuk dilakukan pemecahannya. Perlu ditekankan di sini bahwa tidak semua masalah yang riil menuntut pemecahan karena a bisa jadi masalah itu sudah ada yang meneliti atau membahas, b masalah berada di luar kewenangan dan tanggung jawabnya, dan c masalah itu tidak jelas manfaatnya; 4 masalah harus mengandung manfaat yang jelas untuk perbaikan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa; 5 masalahnya hendaknya berada dalam jangkauan penanganan. Artinya, jangan sampai memilih masalah yang guru sendiri kesulitan untuk melakukannya, karena a tidak ada alat pendukung. b tidak ada dana, c tidak cukup waktu, d banyak faktor penghambatnya 6 pernyataan masalah harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental mengenai faktor-faktor penyebabnya sehingga upaya pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini dan bukan berdasarkan fenomena yang bersifat dangkal. Selain kriteria di atas, sejumlah kriteria berikut ini juga sangat penting diperhatikan untuk menentukan masalah dalam penelitian tindakan kelas, yaitu 1 masalah yang akan diteliti dan dipecahkan diangkat dari praktik pembelajaran di kelas; 2 penanganan masalah dilakukan secara langsung dan segera pada saat itu juga 3 penelaahan atau pencermatan terhadap ada-tidaknya perbaikan atau kemajuan dari tindakan yang dilakukan harus lebih berfokus pada data hasil observasi dan data perubahan perilaku daripada data dokumentasi 4 masalah penelitian harus difokuskan untuk tujuan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran c. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan dalam kegiatan pembelajaran Masalah-masalah tersebut hendaknya dideskripsikan dengan jelas agar perumusan masalahnya dapat dibuat secara jelas pula. Pada intinya, rumusan masalah harus mengandung deskripsi secara jelas tentang kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan keadaan yang diinginkan. Berikut ini disajikan contoh perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas 1 Sebanyak 80% siswa kelas VII SMP Majapahit tahun pelajaran 2007/2008 mengalami kesulitan dalam penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. 2 Sebanyak 85% siswa kelas IX SMP Kalingga tidak menguasai perubahan bentuk kata dari kata sifat ke dalam kata benda dalam pelajaran menulis writing bahasa Inggris src. Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima h. 88
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi penting yang ada dalam masalah itu dan untuk memberikan penekanan secara lebih jelas. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, tergantung kepada tingkat kesulitan yang ditunjukkan dalam perumusan masalah. Di antara analisis masalah yang dapat dilakukan adalah analisis sebab-akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat, kajian terhadap data penelitian yang tersedia. atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah cara pandang individu yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan analisis masalah ini dapat dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat, dengan fasilitator peneliti dari perguruan tinggi kependidikan, dan juga kajian pustaka yang mempertajam hasil analisis masalah, guru sebagai peneliti dapat berusaha menjawab sebagian pertanyaan di bawah ini yang dipandang relevan dengan prosedur tindakan yang tepat. Dalam menimbang-nimbang berbagai prosedur ini sebaiknya guru sebagai peneliti mencari masukan dari berbagai pihak agar wawasannya tidak ini disajikan hasil analisis masalah yang dilanjutkan dengan perumusan hipotesis tindakan. Di Kelas VII SMP Majapahit, siswa-siswanya sangat lamban untuk memahami teks. Berdasarkan analisis masalah yang dilakukan, guru sebagai peneliti berkesimpulan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki kebiasaan membaca yang salah dalam memahami makna bacaannya, dan bahwa kesiapan pengalaman siswa untuk memahami konteks perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, hipotesis tindakannya adalah sebagai berikut "Bila kebiasaan membaca yang salah dibetulkan lewat teknik-teknik perbaikan yang tepat dan kesiapan pengalaman untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, maka para siswa akan meningkat kecepatan membacanya". Apabila setelah dilaksanakan tindakan yang direncanakan dan telah diamati, hipotesis tindakan ini ternyata meleset dalam arti pengaruh tindakannya belum seperti yang diinginkan, peneliti harus merumuskan hipotesis tindakan yang baru untuk putaran penelitian tindakan berikutnya. Dengan demikian, dalam suatu siklus spiral penelitian tindakan kelas, guru merumuskan hipotesis tindakan, dan pada siklus berikutnya merumuskan hipotesis yang lain, dan pada siklus berikutnya lagi merumuskan hipotesis yang lain lagi; dan begitulah seterusnya, sampai tindakan yang dilakukan dapat berdampak kepada peningkatan kualitas kemampuan membaca cepat pada siswa Kelas VII SMP Majapahit contoh tersebut di atas, berikut ini juga disajikan beberapa contoh hipotesis tindakan suatu kegiatan penelitian tindakan Guru tidak mungkin bergeser dari situasi formal kalau mereka menggunakan pendekatan terstruktur jangka pendek. Pengertian pendekatan terstruktur jangka pendek adalah pendekatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam waktu yang singkat. Penggunaan terstruktur jangka pendek cenderung menceburkan guru ke dalam salah satu di antara dua dilema yang mungkin timbul. Pertama, ada kemungkinan bahwa siswa menggunakan alur penalaran yang berbeda dengan alur penalaran yang diinginkan oleh guru. Misalnya, guru telah menentukan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan. Karena ada perbedaan alur penalaran antara guru dan siswa, maka terpaksa pencapaian tujuan itu ditempuh dalam waktu yang lebih lama, atau dia harus mengendalikan penalarannya. Jika cara yang pertama yang dipilih, dia memerlukan waktu yang lebih lama, padahal waktu yang ditentukan jelas terbatas. Jika cara kedua yang dipilih, ketergantungan proses berpikir siswa kepada guru pasti semakin bertambah sehingga proses kemandirian dan kreativitas berpikir siswa justru menjadi siswa mungkin sama sekali tidak banyak dapat melakukan penalaran Sebab, untuk bisa mencapai tujuan dalam waktu yang telah ditentukan, sangat boleh jadi guru membimbing siswa ke arah pencapaian tujuan itu dengan memberinya terlalu banyak petunjuk. Dalam situasi semacam itu, kemungkinan besar siswa banyak menebak ke arah mana jawaban yang diinginkan oleh guru karena mereka tidak ingin terlalu menyimpang dari jawaban yang diinginkan oleh guru. Akibatnya, siswa justru bisa kehilangan kemandirian dalam melakukan penalarannya dan yang semakin berkembang justru ketergantungan siswa yang semakin tinggi kepada gurub. Untuk menghilangkan tebak-menebak dan bergeser dari situasi formal ke situasi informal, guru mungkin harus menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal Mengubah topikGuru mengubah topik yang sedang dibicarakan, dapat menghambat siswa dalam mengungkapkan dan mengembangkan gagasan-gagasannya sendiri karena siswa cenderung menafsirkan perubahan tersebut sebagai usaha untuk mendapatkan kesesuaian dengan alur penalaran tertentu yang dikembangkan oleh gurunya. 2 Penguatan positifUngkapan tanggapan positif yang terlalu mantap, dengan menggunakan kata kata "bagus, wah sangat menarik itu, atau betul sekali kamu" sebagai tanggapan terhadap gagasan tertentu yang diungkapkan siswa dapat menghalangi pengungkapan dan pembahasan gagasan-gagasan yang lain karena siswa cenderung menafsirkan kata-kata penguatan yang diberikan oleh guru itu sebagai isyarat bahwa jawaban siswa itu merupakan satu-satunya jawaban yang benar. Akibatnya, karena siswa terlalu merasa puas terhadap jawabannya itu sehingga kurang mau mengembangkan lagi gagasan-gagasan yang lain. 3 Pengajuan pertanyaan kritis secara selektifGuru yang mengajukan pertanyaan secara kritis kepada siswa-siswa tertentu saja dan bukan kepada semua siswa dapat menghalangi kelompok siswa tersebut untuk mengembangkan gagasan-gagasannya karena pertanyaan demikian cenderung bisa ditafsirkan sebagai evaluasi negatif terhadap gagasan gagasan yang Pertanyaan dan pernyataan yang mengarahPertanyaan dan pemyataan yang mengandung informasi tentang jawaban yang diinginkan guru dapat menghalangi siswa untuk mengembangkan gagasan gagasannya sendiri karena mereka cenderung menafsirkan tindakan demikian sebagai usaha menghambat atau membatasi arah pemikiran meraka. 5 Mengundang kesepakatan bulatGura menanggapi gagasan-gagasan siswa dengan pertanyaan seperti "apakah kalian semua setuju?" atau "Apakah ada yang tidak setuju?" cenderung menghalangi pengungkapan keragaman pikiran atau pendapat siswa. 6Urutan pertanyaan jawabanGuru yang selalu mengajukan pertanyaan setelah mendengar jawaban siswa terhadap pertanyaan sebelumnya dapat menghalangi siswa untuk mengemukakan gagasan-gagasan mereka sendiri karena siswa mungkin menafsirkan pola demikian sebagai usaha untuk mengendalikan masukan dan urutan Mengendalikan informasi faktualGuru yang menyampaikan informasi faktual secara pribadi, secara tulisan atau lisan, dapat menghalangi siswa untuk mengevaluasinya karena siswa cenderung menafsirkan intervensi demikian sebagai usaha untuk membuat mereka menerima kebenaran. 8 Tidak meminta evaluasiGuru yang tidak meminta siswanya untuk mengevaluasi informasi yang mereka pelajan dapat menghalangi mereka untuk mampu mengajukan kritik secara baik karena siswa cenderung menafsirakn situasi tersebut sebagai hal yang melarang adanya kritikc. Guru yang menggunakan pendekatan terstruktur jangka panjang dalam konteks dimana siswa secara psikologis bergantung kepada guru lebih kemungkinannya untuk bergeser dari situasi formal dibanding dengan guru yang menggunakan pendekatan tak siswa secara psikologis tampak sangat bergantung kepada guru, maka guru dapat mengurangi ketergantungan tersebut dengan jalan meyakinkan bahwa mereka tidak akan bisa memperoleh jawaban dari guru. Pertanda apapun yang menunjukkan digunakannya pendekatan terstruktur, meskipun dalam jangka panjang, mendorong mereka untuk menghabiskan tenaganya untuk mendapatkan jawaban dari gurunya. Tentu saja, guru dapat berusaha meyakinkan siswanya bahwa tidak memiliki jawaban yang diinginkan, tetapi mungkin cara yang baik adalah mengusahakan mencapai tujuan-tujuan yang tak terstruktur sehingga siswa lebih leluasa dalam mengembangkan gagasan-gagasan mereka untuk sampai pada jawaban yang diinginkan. d. Agar dapat menggunakan pendekatan tak terstruktur dan bergeser dari situasi formal, mungkin untuk sementara guru perlu menggunakan metode terbuka daripada terbimbingBimbingan dalam pendekatan terstruktur berbeda dari bimbingan dalam pendekatan tak terstruktur. Ciri perbedaan itu dapat ditemukan dalam bahasa yang digunakan untuk bertanya. Di dalam pendekatan terstruktur, pertanyaan guru cenderung terfokus pada bahan pembicaraan, sedangkan dalam pendekatan tak terstruktur pertanyaan guru cenderung terfokus pada siswanya. Artinya, dalam pendekatan terstruktur, pembicaraan dipusatkan pada hal-hal di luar diri siswa sehingga terasa kurang bermakna. Sebaliknya, dalam pendekatan tak terstruktur pembicaraan dikaitkan dengan pengalaman siswa sehingga bahan yang fokus dibicarakan tampak seperti bagian dari diri siswa sehingga lebih terasa bermakna bagi Dalam konteks siswa mengembangkan kepercayaan terhadap kekuatan penalaran mereka sendiri guru dapat mengubah metode tak terstruktur terbuka kepada metode terstruktur-terbimbing berorientasi pada siswa dengan menghindarkan dari kendala bagi terjadinya pembelajaran siswa tidak merasakan adanya kebutuhan yang besar untuk bergantung kepada gurunya, maka akan lebih kecil kemungkinannya siswa salah dalam menafsirkan bimbingan yang berorientasikan kepada siswa sebagai pertanda yang bersifat tersembunyi tentang jawaban yang diinginkan Dalam konteks siswa mengembangkan kepercayaan terhadap kekuatanpenalaran mereka sendiri, guru dapat menggunakan pendekatan terstruktur jangka panjang Begitu siswa dapat menghargai dan lebih yakin terhadap arah pembelajarannya sendiri, mereka kurang tertarik untuk memandang jawaban dari gurunya. Bahkan, meskipun mereka menyadari bahwa guru menginginkan jawaban tertentu, mereka berusaha untuk memikirkan sendiri jawaban-jawaban itu asal gurunya tidak menghalangi mereka melakukan proses pemikiran itu dengan cara memotong proses penalaran mereka karena ingin memberikan jawaban ini ada sejumlah pertanyaan penting yang dirumuskan oleh Kemmis dan Me Taggar, yang dapat membimbing guru sebagai peneliti untuk menganalisis masalah secara lebih cermat dan Apa hubungan antara individu dan kelompok dalam situasi ini? b. Apa yang diungkap oleh situasi ini tentang hubungan antara jati din individual dan budayanya?c. Bagaimana situasi ini mengungkapkan hubungan antara nilai-nilai orang dan kepentingan diri mereka?d. Sejauh mana situasi ini dibentuk oleh kondisi objektif, dan sejauh mana situasi dibentuk oleh kondisi subjektif seperti harapan dan cara memahami dunia pada orang-orang yang terlibat dalam penelitian? e. Apa yang diungkapkan dalam situasi ini tentang hubungan antara pertentangan dan perlembagaan? f. Apa yang diungkapkan dalam situasi ini tentang hubungan antara kapasitas kemauan manusia dengan struktur kerangka kerja yang membentuk dan membatasi kapasitas untuk melaksanakan kemauan itu?g. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara teori dan praktik? h. Apa yang diungkapkan dalam situasi ini tentang hubungan antara proses dan produk? i. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara pendidikan dan masyarakat? j. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara reproduksi dan trarasformusi? k. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara stabilitas atau kesinambungan dengan perubahan atau keputusan sejarah? l. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara keadaan dan konsekuensi, atau tentang hubungan antara tujuan dan pencapaian?Tentu saja guru sebagai peneliti tidak mungkin dapat menjawab semua pertanyaan di atas atau menjawab semua pertanyaan secara menyeluruh. Namun, daftar pertanyaan itu dapat membantu peneliti dalam memahami situasi yang ada bersama gejala-gejala yang perlu diteliti. Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin akan membuat peneliti merasa masih kurang mengenai pengetahuan tentang situasi yang akan diteliti sehingga mampu melihat kekurangan pada dirinya. Kemampuan untuk melihat kekurangan yang ada pada dirinya adalah salah satu persyaratan bagi keberhasilan penelitian tindakan. termasuk penelitian tindakan Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima h. 93
Related PapersBuku ini menjabarkan tentang pengertian, prosedur, dan teknik yang dibutuhkan oleh guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat laporan pelaksanaan PTK yang diharapkan berdampak pada perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Buku ini dilengkapi dengan contoh PTK dalam pembelajaran fisika yang dilakukan oleh penulis yang didanai dari Block Grant PMPTK Depdiknas. Penelitian Tindakan Kelas PTK atau classroom action research merupakan upaya yang digunakan dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan model pengembangan profesi dimana guru mempelajari cara siswa belajar dalam kaitannya dengan cara guru mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya dalam mengajar agar berdampak pada perbaikan proses belajar siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan sekolah, dan menumbuhkan budaya professional di kalangan pendidik. PTK merupakan penelitian berbasis inkuiri yang dilakukan oleh guru dengan mengikuti proses menganalisis praktek pembelajaran yang telah dilakukan, menerapkan strategi baru dalam kegiatan belajar mengajar KBM, mengevaluasi hasil belajar, dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar ini menjabarkan tentang pengertian, prosedur, dan teknik yang dibutuhkan oleh guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat laporan pelaksanaan PTK yang diharapkan berdampak pada perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Buku ini dilengkapi dengan contoh PTK dalam pembelajaran fisika yang dilakukan oleh penulis yang didanai dari Block Grant PMPTK Depdiknas. Penelitian Tindakan Kelas PTK atau classroom action research merupakan upaya yang digunakan dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan model pengembangan profesi dimana guru mempelajari cara siswa belajar dalam kaitannya dengan cara guru mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya dalam mengajar agar berdampak pada perbaikan proses belajar siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan sekolah, dan menumbuhkan budaya professional di kalangan pendidik. PTK merupakan penelitian berbasis inkuiri yang dilakukan oleh guru dengan mengikuti proses menganalisis praktek pembelajaran yang telah dilakukan, menerapkan strategi baru dalam kegiatan belajar mengajar KBM, mengevaluasi hasil belajar, dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar selesai mempelajari Bab I ini, peserta dapat… 1. menjelaskan dasar hukum pelaksanaan PTK oleh Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan bagian dari seri 12 dua belas modul yang disusun untuk memfasilitasi kegiatan KKG/MGMP di masing-masing gugus. Modul ini dapat pula digunakan oleh kelompok kerja lainnya seperti KKKS, KKPS, MKKS, dan MKPS. Materi yang dibahas dalam modul ini mencakup konsep dasar PTK, Pengembangan fokus masalah penelitian, Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Persiapan dan Pelaksanaan observasi, analisis dan refleksi serta evaluasi. Di samping itu, materi tentang teknik penyusunan proposal dan penulisan laporan PTK sebagai karya ilmiah juga dibahas dalam modul ini. Tujuan dari penyusunan modul ini adalah untuk menyediakan bahan diklat tentang peningkatan kompetensi profesional guru melalui kegaiatan Penelitian Tindakan Kelas. Modul ini sangat bermanfaat semua guru peserta KKG/MGMP, baik yang sudah memiliki ijazah S-1/D-4 atau pun yang belum. Begitu pula modul ini sangat bermanfaat bagi guru yang sudah memiliki golongan/ruang kepangkatan IV-a yang ingin naik ke IV-b dan seterusnya. Modul ini sangat berguna sebagai bimbingan dalam melaksanakan kegiatan PTK bagi mereka yang akan melakukan perbaikan proses pembelajaran di kelas sekaligus berminat untuk menulis karya tulis ilmiah.
contoh analisis masalah dalam ptk